Senin, 14 Maret 2016

Metode Penelitian Hukum

Metode Penelitian Hukum
Jenis Penelitian – Data yang Dicari – Sifat Data – Alat Pengumpul Data – Cara Menganalisis Data

Jenis Penelitian Hukum
1.    Penelitain Hukum Normatif
Penelitian hukum yang dilakukan dengan memilih bahan pustaka atau data sekunder
Penelitian hukum normatif mencakup:         
-      Penelitian terhadap azas-azas hukum    
-      Penelitian terhadap sistematik hukum  
-      Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertikal dan horisontal      
-      Perbandingan hukum   
-      Sejarah hukum
2.    Penelitian Hukum yang Sosiologis/Empiris   
Penelitian hukum yang utamanya meneliti data primer
3.    Penelitian Sosiologi Hukum

Sifat Penelitian
1.    Eksploratoris (penelitian terhadap data awal)
Penelitian yang dilakukan terhadap suatu gejala atau peristiwa yang belum mempunyai suatu pengetahuan atau sumber data atau bahan.
Ciri: Selalu diawali dengan kata “Inventarisasi ….”
2.    Deskriptif (penelitian sebab akibat)
Penelitian yang dimaksudkan untuk memebrikan data yang seteliti mungkin tentang keadaan yang menjadi obyek penelitian sehingga akan mempertegas hipotesa dan dapat membantu memperkuat teori lama atau membuat teori baru.
Ciri: Selalu diawali dengan kata “Analisis ….”, Sudah ada hipotesa
3.    Eksplanatoris (membuktikan)
Penelitian yang dilakukan untuk menguji hipotesa terhadap suatu masalah yang sudah lengkap.
Ciri: Selalu diawali dengan kata “Efektifitas ….”, Sudah ada kesimpulan

Bentuk Penlitian
1.    Diagnostic: Penelitian dilakukan bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai terjadinya suatu peristiwa
2.    Deskriptif: Penelitian dilakukan bertujuan untuk mendapatkan saran-saran apa yang seharusnya dilakukan untuk menyelasaikan masalah yang terjadi.
3.    Evaluatif: Penelitian dilakukan bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap program-program yang sudah dilakukan.

Tujuan Penelitian
-      Fact finding: Penelitian yang bertujuan untuk menemukan fakta saja.
-      Problem finding: Penelitian yang bertujuan untuk menemukan masalah.
-      Problem identification: Penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah.

Penerapan Penelitian
-      Penelitian murni: Bertujuan untuk pengembangan ilmu itu sendiri atau bersifat teori maupun untuk perkembangan metode penelitian.
-      Penelitian terapan: Bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul atau yang ada dalam masyarakat.

Pemikiran
-      Deduktif: Yaitu cara pengambilan kesimpulan yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus.
-      Induktif: Yaitu cara pengambilan kesimpulan yang bersifat khusus ke hal-hal yang bersifat umum.

Data Penelitian Hukum
1.    Data yang Dicari: das Sollen, das Sein
2.    Jenis Sumber Data:
a.    Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari sumbernya
b.    Data Sekunder
Data yang sudah tersedia
Bahan hukum untuk memperoleh data sekunder terdiri dari:
1.    Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, dan terdiri dari:
i.      Norma (dasar) atau kaidah dasar, yaitu Pembukaan UUD NRI 1945
ii.     Peraturan dasar:
-      Batang tubuh UUD NRI 1945
-      Ketetapan-Ketetapan MPR
iii.    Peraturan perundang-undangan:            
-      Undang-Undang, Perppu
-      Peraturan Pemerintah
-      Peraturan Presiden
-      Peraturan Daerah
iv.   Bahan hukum yang tidak dikodifikasikan, seperti misalnya, hukum adat
v.    Yurisprudensi
vi.   Traktat 
vii. Bahan hukum dari zaman penjajahan yang hingga kini masih berlaku      
2.    Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti misalnya, rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum dan seterusnya
3.    Bahan hukum tertier, yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder; contohnya kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif dan seterusnya

3.    Sifat Data
1.    Data Kualitatif
Yaitu data yang terbentuk atas suatu penilaian atau ukuran secara tidak langsung dengan kata lain yaitu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.
Contoh : Berdasarkan penelitian BBM mengalami kenaikan harga
2.    Data Kuantitatif
Yaitu data terbentuk secara nomor bilangan yang diperoleh dari hubungan secara langsung dengan kata lain yaitu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk angka.
Contoh : Berdasarkan penelitian BBM mengalami kenaikan 30 %.
4.    Data menurut peranan
1.    Data utama
Yaitu data yang langsung berhubungan dengan masalah penelitian.
Contoh : Wawancara
2.    Data tambahan
Yaitu data yang merupakan data pelengkap.
Contoh : Observasi.
5.    Alat Pengumpul Data:
1.    Studi dokumen, bahan pustaka
2.    Pengamatan atau observasi
3.    Wawancara atau interview
4.    Kuesioner
6.    Cara Menganalisis Data
1.    Analyze: to examine (something) by divding it into its separate parts, in order to learn about its qualities, meaning, etc.
2.    Synthesize: to make up produce by combining parts.
3.    Dengan menggunakan cara berpikir induktif dan deduktif.
4.    Dengan menggunakan panafsiran hukum.


Pemilihan Lokasi Penelitian
Bila data yang dikumpulkan adalah data primer maka diperlukan wilayah/lokasi. Lokasi penelitian adalah wilayah atau daerah bukan instansi. Misal lokasi penelitian: Propinsi DIY, Kabupaten Sorong, Kota Administratif Bogor.
Pemilihan lokasi penelitian harus disertai argumentasi ilmiah artinya dapat dipertanggungjawabkan secara metodologis. Yaitu berbagai alasan dalam memilih/menentukan wilayah tersebut sebagai lokasi penelitiant.

Populasi dan Sampel
1.    Populasi: karakteristik tertentu dari suatu obyek penelitian
Populasi:      - Terbatas (kuantitas, karakteristik terbatas)
- Tidak terbatas (kualitas, karakteristik umum)
Populasi merupakan generalisasi dari obyek penelitian
1.    Populasi teoritis: batas-batasnya ditentukan secara kualitatif
2.    Populasi yang tersedia
3.    Jumlah secara kuantitatif dapat ditentukan secara tegas
Jenis populasi
1.    Homogen
2.    Heterogen

2.    Pemilihan Responden dan Narasumber
Dalam metode penelitian ilmu sosial, sebutan bagi setiap orang yang memberikan informasi atau data yang diperlukan dalam penelitian adalah informan. Informan dibedakan informan kunci dan informan biasa. Dalam metode penelitian ilmu hukum, istilah informan kurang dikenal tetapi yang dikenal adalah responden dan narasumber. Sebenarnya responden dan narasumber ini adalah informan juga karena mereka mempunyai data dan memberikan data kepada peneliti.
Responden adalah orang yang memberikan respons berupa pemberian informasi atau data karena ia langsung mengalami suatu peristiwa atau sebagai pelaku peristiwa.
Narasumber adalah orang yang mempunyai pengetahuan yang berkaitan dengan permasalahan karena status, kewenangan atau jabatannya tetapi dia tidak sebagai pelaku/orang yang mengalami suatu peristiwa.
Pemilihan responden: responden orang yang dipilih untuk mewakili/representasi dari populasi, responden dipilih dari populasi dengan cara teknik sampling.
Teknik sampling dibedakan: Probability/Random dan Non Probability
  1. Probability/Random
Jenis-Jenis Probability Sampling:
1.    Simple Random: Undian, Systematic, Tabel Bilangan
2.    Stratified/Random Sampling
3.    Cluster

SYSTEMATIC SAMPLING
N = 50 n = 10 Interval sampel (K) = 50 = 5, 10
Pilih salah satu bilangan di antara 1-5 Misal terpilih bilangan 2      ini disebut S (unsur pertama dalam sampel)
Unsur-unsur yang dipilih: S          2
S + K      7             
S + 2K    12          
S + 3K    17 dan seterusnya sampai sejumlah n yang dikehendaki

TABEL BILANGAN RANDOM
N = 50   0 n = 50
1) 2 6 3 3 3 ) 8 6 0 5 9 6 7 50 2 8 6  6 4 6 9   7 3 5 7 2 2 2 4)    4 9 1 2                  
2) 3 7 2 9               7 8 5 8
Bilangan 500 = terdiri dari 3 digit               
Bilangan tabel = terdiri dari 4 digit
Kerangka sampling         
 No         Nama    Alamat 
 001        X            
 002        Y
 500        Z             

STRATIFIED RANDOM SAMPLING
Pemahaman Hukum Humaniter oleh Anggota ABRI di DIY
Strata                                    ABRI
 AD         AU          AL           POLRI

Pangkat                               Perwira
Bintara
Tamtama
Responden dapat dipilih secara acak/random (proporsional/tidak proporsional)

b.    Non Probability
Jenis-jenis Non Probability Sampling:
1.    Purposive Sampling/Judgemental Sampling
Dalam Purposive Sampling, peneliti menggunakan pertimbangannya sendiri-dengan berbekal pengetahuan yang cukup tentang populasi-untuk memilih anggota-anggota sampel. Oleh karena itu, purposive sampling sering juga disebut judgemental sampling. Data yang diperoleh dari judgemental sampling paling banyak akan memberikan arah pada kesimpulan, tetapi pada umumnya tidak dapat digunakan sebagai dasar pengujian statistik.
2.    Accidental Sampling
Pemilihan sampel yang dilakukan saaat tanpa didasarkan pemenuhan ciri-ciri tertentu pada saat kejadian sesaat di suatu wilayah. Dengan kata lain ditentukan secara subyektif oleh peneliti tanpa ada argumentasi ilmiah.
3.    Quota Sampling
Quota Sampling Proporsional dengan Populasi

Teknik dan Alat Pengumpulan Data
A.    Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data kepustakaan dilakukan dengan membaca bahan-bahan pustaka seperti buku, perundang-undangan, jurnal, hasil penelitian atau studi dokumen.
Metode pengumpulan data penelitian lapangan dengan cara:
Pengamatan/Observasi, Wawancara, Angket/Kuesioner
1.    Pengamatan/Observasi
Metode ilmiah harus memenuhi kriteria sebagai berikut:             
1.    Digunakan untuk penelitian dan direncanakan secara sistematik       
2.    Terkait dengan tujuan penelitian     
3.    Dicatat secara sistematis      
4.    Dapat dicek dan dikontrol validitas dan rellabilitasnya
Ciri-ciri umum metode observasi:
1.    Harus jelas obyek yang diamati
2.    Perilaku dibuat dalam kateori-kategori            
3.    Unit yang digunakan dalam menukur perilaku
4.    Jenis dan besar sampel harus ditentukan
Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur mengukur apa yang ingin diukur
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya/diandalkan
2.    Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan tertentu dengan tanya jawab sambil tatap muka dengan responden dengan menggunakan panduan wawancara.
Sasaran isi wawancara: 
a.    Memperoleh dan memastikan         
b.    Memastikan kepercayaan tentang keadaan/faktor
c.     Memperkuat perasaan
d.    Menggali kegiatan standar  
e.    Mengetahui alasan
Wawancara dilihat dari jenisnya terdiri dari wawancara terstruktur atau semi struktur.
3.    Menyebarkan Angket/Kuesioner

B.    Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data adalah benda yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data sekunder atau data primer. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka maka alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada waktu studi pustaka adalah berupa bahan pustaka: buku, hasil penelitian, skripsi, jurnal, majalah, internet.
Alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data waktu penelitian lapangan adalah:
a.    Pedoman wawancara
b.    Angket/kuesioner
c.     Alat perekam suara dan gambar.
d.    Alat tulis

Penyajian, Interpretasi, dan Analisis Data
A.    Penyajian Data
Data yang diperoleh melalui kuesioner diolah dan ditampilkan dalam bentuk tabel (setidaknya tabel frekuensi).
Pembuatan tabel frekuensi dapat dilakukan dengan cara:
a.    Tabulasi langsung (dengan sistem tally)
b.    Kartu tabulasi (mengelompokkan kartu berdasarkan kategori)  
c.     Komputer (melalui program-program tertentu, SPSS/PC+ SAS, dan lain-lain).
Tabel frekuensi disusun untuk mencek konsistensi antat jawaban pertanyaan yang saling berhubungan.
Fungsi tabel frekuensi:         
a.    Mencek konsisten jawaban       
b.    Memperoleh deskripsi karakteristik responden
c.     Mempelajari distribusi variabel yang diteliti        

B.    Interpretasi data
Interprestasi data dimaksudkan untuk mencari makna dan simplikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian.
Interpretasi dilakukan dengan 2 (dua) cara:
1.    Interpretasi terbatas, yakni melakukan interpretasi atas data dan hubungan yang ada dalam penelitian (interpretasi dalam arti sempit).
2.    Interpretasi yang dilakukan dengan membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan dengan mengembangkan kembali interpretasinya dengan teori.

C.    Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan
Cara analisis data: dapat dilakukan dengan 3 cara
Secara umum: kulaitatif dan kuantitatif
Secara khusus: gabungan kulaitatif dan kuantitatif
1.    Analisis Kualitatif
Antara lain dilakukan melalui kategorisasi berdasarkan permasalahan yang diteliti dan data yang dikumpulkan. Dalam analisis kualitatif dapat dilakukan interpretasi data yang bersifat deskriptif semata atau deskriptif analitik.
Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep dan pembangunan suatu teori baru, contoh dari model analisis kualitatif ialah analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, analisis tema kultural, dan analisis komparasi konstan (grounded theory research).

2.    Analisis Kuantitatif
Analisis dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik, seperti korelasi, uji, analisis varian dan covarian, analisis faktor, regresi linear dll.nya.
Kritik terhadap Analisis kualitatif: banyak memakan waktu, reliabiltasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak baku, desainnya tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang berskala besar dan pada akhirnya hasil penelitian dapat terkontaminasi dengan subyektifitas peneliti.
Kritik terhadap analisis kuantitatif memunculkan kesulitan dalam mengontrol variabel-variabel lain yang dapat berpengaruh terhadap proses penelitian baik secara langsung ataupun tidak langsung. Untuk menciptakan validitas yang tinggi juga diperlukan kecermatan dalam proses penentuan sampel, pengambilan data dan penentuan alat analisisnya.

3.    Gabungan analisis kualitatif dan kuantitatif
Strategi Memadukan Analisis Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif
Didasarkan pada diskusi di atas, nampaknya tidak ada cara untuk memadu dua pendekatan yang bersifat kontradiski tersebut. Bagi para penganut murni satu metodologi, mereka tetap memegang teguh dalam menggunakan satu pendekatan saja. Sekalipun demikian ada banyak orang yang berusaha mencari titik temu untuk memadukan kedua pendekatan tersebut.
Dalam memadu kedua analisis yang berbeda tersebut sebaiknya dibedakan dalam tiga tataran, yaitu tataran filosofi, teoritis, dan praktis.
1.    Pertama dari tataran filosofi yang mendasarinya. Disatu sisi pijakan filosofi pendekatan kuantitatif mengatakan bahwa realitas itu bersifat tunggal, kongkrit, dapat diamati; sebaliknya, pijakan filosofi pendekatan kualitatif menyatakan bahwa realitas bersifat ganda, bulat atau utuh, dan realitas tersebut merupakan hasil dari suatu definisi dan konstruksi. Melihat kondisi tersebut kita akan mengalami kesulitan jika berusaha memadu kedua pendekatan tersebut dalam tataran filosofi masing-masing karena titik awal filsafat yang mendasari kedua pendekatan tersebut sudah berbeda.
2.    Kedua pada tataran teoritis pendekatan kuantitatif didasari oleh teori positivisme, empirisme, behaviorisme, rationalisme, and fungsionalisme. Benang merah dari teori-teori tersebut ialah bagaimana cara mendapatkan kebenaran dalam ilmu pengetahuan secara empiris dengan menggunakan indera manusia dan melacak dari sudut pandang luar. Sementara itu pendekatan kualitatif didasari oleh teori-teori, seperti idealisme, fenomenologi, interaksi simbolik, dan naturalisme. Inti dari teori-teori tersebut menyatakan bahwa esensi makna atau kebenaran dapat diperoleh melalui interaksi manusia; oleh karena itu, makna terikat pada budaya manusia tertentu dan tidak bebas nilai. Akibatnya dalam melacak kebenaran para peneliti harus mencari dari sisi dalam diri manusia. Kesimpulannya pada tataran teori, kita juga mengalami kesulitan dalam menggabung kedua pendekatan karena teori-teori tersebut dilandasi oleh pijakan-pijakan filsafat yang berbeda.
3.    Ketiga pada tataran praktis, pada tataran ini metode dan teknik untuk masing-masing pendekatan diharapkan dapat digabung atau setidak-tidaknya digunakan secara bersamaan dalam suatu penelitian tertentu. Dari pengalaman empiris di lapangan, sudah banyak para ahli metodologi menggunakan metode gabungan untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam ilmu pengetahuan. Diskusi untuk masalah ketiga ini akan dibahas secara mendalam dalam bagian berikut ini.

Metode Gabungan: Aplikasi dalam Desain Komunikasi Visual
1.    Penelitian kualitatif digunakan untuk memfasilitasi penelitian kuantitatif.
2.    Penelitian kuantitatif digunakan untuk memfasilitasi penelitian kualitatif
3.    Kedua pendekatan diberikan bobot yang sama
4.    Triangulasi

Model I Penelitian Kualitatif Digunakan untuk Memfasilitasi Penelitian Kuantitatif
Untuk model pertama ini penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut: Tahap pertama dalam penelitian, kita melakukan penelitian kualitatif dengan metode focus group discussion (FGD). FGD merupakan salah satu teknik popular dalam pendekatan kualitatif yang berfungsi sebagai sarana pengumpulan informasi awal dari para informan yang diwawancarai. Teknik FGD ini akan dapat efektif jika interaksi antara peserta diskusi dalam hal ini para informan dan memberikan jawaban yang banyak dan berkualitas serta memberikan pemikiran pemikiran baru berkaitan dengan masalah yang sedang digali.
Untuk melakukan hal ini kita memerlukan sedikitnya lima orang peserta diskusi yang akan dijadikan sebagai informan untuk digali informasinya. Jalannya diskusi dipimpin oleh seorang panelis yang memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mengarahkan jalannya diskusi. Sebagai catatan, panelis tidak boleh mengarahkan jawaban dari para informan melainkan hanya memberikan stimulasi atau pancingan. Dari hasil diskusi ini diharapkan muncul masalah yang jelas dan spesifik setelah melalui penyaringan dalam diskusi; kemudian masalah tersebut dapat dijadikan sebagai masalah dalam penelitian kuantitatif.
Penelitian menggunakan model ini dalam desain komunikasi visual dapat dilakukan dengan menggunakan topik sbb: Kajian mengenai peran seorang public figure
Pada tahap awal peneliti dapat melakukan kajian tersebut dengan melakukan penelitian kualitatif dengan metode FGD untuk mengkaji apa saja yang didapatkan dari hasil kajian tersebut berkaitan dengan peran karakter dalam iklan tersebut. Masalah-masalah yang akan muncul diantaranya:
•     Apakah dengan adanya artis tersebut dapat berperan dalam meningkatkan minat beli masyarakat?
•     Apakah dengan adanya artis tersebut iklan itu sendiri menjadi menarik bagi pemirsa?
•     Apakah sifat-sifat dan kehidupan sehari-hari artis tersebut dapat memperbaiki atau sebaliknya memperburuk citra perusahaan tersebut?
•     Apakah dengan adanya artis tersebut pesan yang akan disampaikan oleh pihak perusahaan dapat ditangkap oleh calon konsumen mereka?
Dari hasil diskusi kualitatif tersebut, misalnya muncul masalah yang terakhir yang paling dominan dalam pembicaraan; maka masalah yang akan diteliti ialah “Efektivitas peranan artis Sophia Latjuba dalam menyampaikan pesan jamu Tolak Angin sehingga calon konsumen dapat memahami iklan tersebut”. Dengan menggunakan topik tersebut, peneliti harus melakukan pengecekan kepada konsumen dengan melakukan survei yang bersifat kuantitatif.

Model II Penelitian Kuantitatif Digunakan untuk Memfasilitasi Penelitian Kualitatif
Untuk model kedua ini dapat diberikan contoh sbb: Dalam suatu survei mengenai logo Perusahaan tertentu menemukan masukan dari para pegawainya yang menyebutkan bahwa sebanyak 80% dari pegawainya menginginkan logo perusahaan tersebut diubah mengingat perkembangan jaman dan pada dasarnya logo itu mencerminkan citra perusahaan
Dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin mutakhir, suatu perusahaan sudah meninggalkan cara-cara layanan konvensional (model lama atau manual). Untuk itu perubahan logo yang mencerminkan kondisi baru tersebut diperlukan. Hasil survei tersebut hanya dapat mencerminkan adanya keinginan dari para pegawai tetapi tidak dapat memberikan informasi pemikiran apa yang melandasi keinginan tersebut. Agar peneliti dapat mengungkap apa-apa yang tersirat dalam keinginan tersebut maka sebaiknya yang bersangkutan melakukan penelitian kualitatif dengan cara melakukan wawancara kepada para pegawainya dengan permasalahan, misalnya:
•     Mengapa para pegawai menginginkan perubahan logo?
•     Bagaimana sebaiknya bentuk logo yang baru tersebut?
•     Apa isi pesan logo yang baru?
•     Apakah perubahan itu bersifat modifikasi atau perubahan total?
•     dsb

Model III Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Diberikan Bobot yang Sama
Dalam model ketiga ini peneliti harus mengembangkan dua desain penelitian secara bersamaan, yaitu desain riset kuantitatif dan desain riset kualitatif. Untuk desain riset kuantitatif, metodenya survei, instrumen pengambilan data kuesioner, teknik samplingnya probabilistik, alat ukur statistik rata-rata atau persentase dan teknik analisis menggunakan statistik inferensial. Sedang untuk desain riset kualitatif, metodenya menggunakan riset partisipatori, instrumen pengambilan datanya berupa panduan wawancara, sampel sebagai informan akan dipilih sesuai dengan kebutuhan. Dalam model ini, peneliti dapat menggunakan beberapa metode yang berbeda pada saat pengambilan data dilapangan.
Model ini akan diaplikasikan dalam kasus, misalnya “Kajian peranan warna pink dalam produk-produk kosmetik Perusahaan X. Setelah peneliti melakukan identifikasi masalah, maka masalah yang muncul ialah sbb:
1)    Faktor-faktor apa saja yang mendorong perusahaan X menggunakan warna pink untuk produk kosmetik di tahun 2014?
2)    Mengapa warna pink yang menjadi pilihan mereka di tahun 2014?
Masalah pertama dapat diselesaikan dengan menggunakan survei. Caranya adalah: a) Pilihlah responden pegawai Perusahaan X dengan menggunakan teknik sampling random sederhana, b) mintalah mereka mengisi kuesioner yang sudah dipersiapkan dulu, dan c) gunakan statistik deskriptif untuk menganalisis hasil awalnya dan jika ingin menggunakan analisis statistik inferensial, peneliti dapat menggunakan analisis faktor.
Misalnya hasil penelitian menunjukkan diantaranya ialah: a) faktor ekonomi (strategi pemasaran); b) kecenderungan dalam dunia mode; c) berkaitan dengan pasar sasaran yaitu wanita; dan d) melakukan eksprimen produk dengan bantuan warna. Jika dilihat dari persentase gambarannya sbb:
•     Faktor pertama dipilih sebanyak 30%
•     Faktor kedua dipilih sebanyak 30%
•     Faktor ketiga dipilih sebanyak 20%
•     Faktor keempat dipilih sebanyak 20%
Untuk menjawab formulasi masalah kedua, peneliti harus menggunakan pendekatan kualitatif, metode wawancara. Dalam wawancara peneliti menanyakan hal-hal diantaranya:
•     Mengapa perusahaan memilih warna pink?
•     Siapa yang melakukan seleksi warna produk?
•     Bagaimana prosedur pemilihan warna tersebut?
•     Sebutkan pertimbangan utama dalam menentukan warna dalam produk tertentu?
Jika peneliti menggunakan model ketiga ini, hal yang perlu diingat ialah pemilihan responden harus dilakukan dalam dua kali. Pertama dengan menggunakan teknik probabilitas, peneliti memilih responden untuk mengisi kuesioner dan kedua peneliti mengambil sampel lain lagi yang akan digunakan sebagai informan dalam wawancara.
Peneliti tidak boleh menggunakan responden yang sama karena yang bersangkutan menggunakan dua metode yang berasal dari pendekatan yang berbeda. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi interpolasi (informasi yang satu dengan yang lain bertentangan, sedangkan sumbernya sama) dalam informasi yang diperolehnya.

Model IV Triangulasi
Dalam model keempat ini peneliti yang menggunakan pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan dalam penelitiannya, melakukan verifikasi temuan risetnya dengan hasil penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif atau sebaliknya. Dalam kasus penelitian, misalnya seorang peneliti ingin mengetahui “Berapa ukuran standar suatu billboard yang biasa digunakan untuk sarana promosi perusahaan-perusahaan dalam produk rokok.”Peneliti kemudian melakukan survei ke kantor-kantor biro periklanan atau biro-biro pembuat billboard. Dalam studinya peneliti menemukan ukuran tertentu.
Kemudian peneliti tersebut melakukan pengecekan dengan cara mewancari seorang desainer atau ahli dalam bidang periklanan mengenai ukuran standar billboard. Model ini dapat sebaliknya. Yang terpenting ialah masing-masing penelitian dilakukan oleh peneliti yang berbeda dengan sampel dan latar yang berbeda pula.

Resiko-Resiko yang Akan Muncul dalam Hasil Riset
Memadukan dua analisis yang berbeda mempunyai resiko-resiko yang akan diketemukan dalam hasil penelitian, diantaranya seperti:
a.    Hasil temuan penelitian tidak menyatu (integrated): Data yang dikoleksi dengan menggunakan metode yang berbeda-beda akan menghasilkan ketidak konsistenan, tidak utuh dan tidak menyatu. sebaliknya, data yang dikumpulkan dengan satu metode yang sama akan memberikan hasil yang konsisten dan terintegrasi.
Kesimpulannya ialah bahwa metode yang dicampur-campur akan kehilangan integritas dalam hasil penelitiannya. Kita tidak dapat mempelakukan tipe-tipe data yang berbeda dengan satu alat analisis. Data yang berbeda harus dianalisis dengan menggunakan alat yang berbeda pula; akibatnya hasilnya akan bervariasi atau berbeda satu dengan yang lain. Secara teknis hal ini disebut sebagai interpolasi menambah data atau informasi yang kadang-kadang tidak melengkapi tapi menyesatkan. Konsekuensi logis dari keadaan seperti itu ialah data yang lainnya harus diperlakukan sebagai pelengkap saja.
b.    Tidak atau belum ada cara-cara atau alat untuk mengintegrasikan data kuantitatif dan kualitatif: Sampai saat ini penulis belum mendapatkan alat untuk mengintegrasikan data dalam bentuk teks, gambar, suara, kejadian ataupun kombinasinya.
c.     Desain penelitian yang berbeda akan menghasilkan temuan yang berbeda: Desain penelitian yang berbeda akan menghasilkan temuan-temuan penelitian yang berbeda pula. Dengan menggunakan desain penelitian yang berbeda pada waktu yang bersamaan akan memungkinkan menghasilkan temuan yang berbeda bahkan kontradiksi satu dengan yang lain dikarenakan ketidak-mampuan peneliti dalammemadu metode secara tepat.
d.    Metode gabungan belum tentu lebih baik dari metode tunggal. Apabila kita bukan seorang ahli metodologi, akan lebih baik untuk tidak menggabung metode.
Menggabung metode, lebih lanjut, tidak menjamin hasil yang lebih baik dibanding dengan menggunakan satu metode.
e.    Untuk dapat menggabungkan dua metode yang berbeda, kita membutuhkan keahlian dan pengetahuan kedua pendekatan tersebut. Apabila kita ingin menggabung pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam suatu penelitian yang sama, pertama kali hal yang harus diketahui ialah mengenal masing-masing pendekatan terlebih dahulu. Jika keahlian peneliti tidak dapat memenuhi persyaratan tersebut, maka penelitian akan berjalan salah dan hasil penelitiannya akan menyesatkan.

Strategi Menekan Kesalahan
Untuk menekan tingkat kesalahan dalam menggabung dua metode, penulis menyarankan beberapa hal di bawah ini:
1.    Rumuskan tujuan-tujuan penggunaan masing-masing metode atau teknik, misalnya apa tujuan menggunakan kuesioner? Apa tujuan menggunakan panduan wawancara? Jangan menggunakan kuesioner untuk metode yang berasal dari analisis kualitatif sebaliknya juga jangan menggunakan wawancara untuk metode yang berasal dari analisis kuantitatif.
2.    Spesifikasi dan tentukan sebelumnya tipe dan karakteristik data yang akan dikumpulkan. Apakah data kuantitatif primer atau sekunder? Apakah data kualitatif primer atau sekunder? Ataukah data gabungan? Jika digabung, seleksi mana yang dapat digabung dan mana yang tidak dapat, misalnya tidak mungkin menggabung data teks dengan data berskala interval?
3.    Selalu pertimbangkan bahwa data yang akan dikumpulkan harus segaris dengan teori. Dalam pendekatan kuantitatif, masalah ini dapat dicek dengan melihat angka signifikansi (probabilitas). Dalam pendekatan kualitatif, data yang dikumpulkan harus dipandu oleh tujuan-tujuan penelitan yang sudah dirumuskan terlebih dahulu. Jika data bertentangan dengan teori, maka data tersebut harus diganti.
4.    Perhatikan secara baik dan hati-hati dalam menentukan langkah-langkah kegiatan penelitian. Jika kita ingin melakukan penelitian, kita harus mulai dari identifikasi dan rumusan masalah, baru kemudian kita menentukan pendekatan, metode dan teknik kuantitatif atau kualitatif.
5.    Gunakan masing-masing desain penelitian dengan baik dan taatilah aturan-aturan yang berlaku. Misalnya, jangan menggunakan responden yang ditarik dengan menggunakan teknik sampling probabilitas untuk diwawancari dan jangan meminta responden yang diambil dengan menggunakan teknik non probabilitas untuk mengisi kuesioner.
6.    Selalu sesuaikan antara tipe data, instrumen pengukuran dan alat pengambilan data dengan tujuan penelitian; contoh, jika kita memformulasikan suatu masalah penelitian sbb: Berapa besar peranan desain Point Of Purchase terhadap minat beli?”maka kita memerlukan data kuantitatif, ukuran persentase atau rata-rata, dan menggunakan kuesioner. Jika masalah sbb, “Bagaimana peranan desain Point Of Purchase terhadap minat beli?”maka kita memerlukan data kualitatif.
7.    Bedakan secara jelas antara menggabung data kuantitatif dengan data kualitatif serta memadu pendekatan kuantitatif dengan kualitatif. Yang pertama adalah pada tataran praktis yang dapat menimbulkan potensi kesalahan. Yang kedua pada tataran teori yang jika dilakukan dengan baik dan benar akan membawa hasil yang benar.
8.    Jangan mencoba melakukan kuantifikasi atau mengukur data kualitatif karena hasilnya akan meragukan dan bersifat relatif / terikat pada kondisi saat penelitian dilakukan. Perlu diingat tujuan penelitian kuantitatif adalah melakukan generalisasi sampel kedalam populasi yang hal ini tidak dapat dilakukan dalam penelitian kualitatif; contoh, kita membuat kategori hasil wawancara dan kemudian menggambarkan dalam grafik dengan angka-angka yang menunjukkan hasil wawancara.
9.    Jangan merasa benar jika anda mempunyai data kualitatif digunakan sebagai data pendukung kuantitatif atau sebaliknya. Ingat bahwa perbedaan tipe data dapat menciptakan interpolasi menambah data atau informasi yang dapat mengakibatkan kesalahan atau bertentangan satu dengan yang lain. Oleh karena itu lakukan pengecekan berulang-ulang data yang sudah dikumpulkan apakah mereka segaris atau tidak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar