Kerajaan Sriwijaya berdiri
sekitar abad ke-7 M. Letaknya strategis karena dekat dengan selat Malaka, yaitu
di Sungai Musi, Palembang. Luasnya mencakup Selat Malaka, Selat Sunda, Selat
Bangka, Laut Jawa bagian barat, Bangka, Jambi Hulu, Jawa Barat, Semenanjung
Malaya, sampai Tanah Genting Kra. Pada zamannya, kerajaan ini sebagai kerajaan
maritime terbesar, juga disebut sebagai kerajaan Nusantara yang pertama.
Sumber-sumber sejarah kerajaan ini berasal dari:
a.
Dalam negeri
1. Prasasti
Kedukan Bukit
Dekat
Palembang, berangka tahun 684 M. Disebutkan bahwa Raja Sriwijaya, Dapuntya
Hyang, membawa tentara sebanyak 20.000 orang berhasil menundukkan Minangtamawan,
yaitu daerah Binaga, Jambi, yang strategis untuk berdagang.
2. Prasasti
Talang Tuwo
Dekat
Palembang, berangka tahun 684 M. Disebutkan tentang pembuatan Taman Srikesetra
atas perintah Raja Dapunta Hyang.
3. Prasasti
Telaga Batu
Dekat
Palembang. Disebutkan tentang kutukan raja terhadap siapa saja yang tidak taat.
4. Prasasti
Kota Kapur
Pulau Bangka,
berangka tahun 686 M. Disebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya berusaha menaklukkan bumi
Jawa yang tidak setia.
5. Prasasti
Karang Berahi
Jambi, berangka
tahun 686 M. Disebutkan kekuasaannya di Jambi.
6. Prasasti
Ligor
Berangka tahun
775 M. Disebutkan tentang ibukota Ligor untuk mengawasi pelayaran dan
perdagangan di Selat Malaka.
7. Prasasti
Nalanda
Di dalamnya,
Balaputra Dewa meminta kepada Raja Nalanda agar mengakui haknya atas Dinasti
Syailendra. Menyebutkan Raja Balaputra Dewa sebagai raja terakhir Dinasti
Syailendra yang terusir dari Jawa Tengah karena kalah melawan Kerajaan Mataram
dari Dinasti Syailendra. Juga disebutkan bahwa Raja Dewa Paladewa berkenan
membebaskan 5 desa dari pajak untuk membiayai para mahasiswa Sriwijaya yang
belajar di Nalanda, India. Sebagai gantinya, ke-5 lima desa itu wajib membiayai
para mahasiswa tersebut.
b.
Berita asing
1. Berita
Cina
Bahwa para
pedagang Sriwijaya telah menjalin hubungan perdagangan dengan pedagang Cina,
yang sering singgah untuk melanjutkan perjalanan ke Romawi maupun India.
2. Berita
India
Bahwa raja-raja
Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan raja-raja Kerajaan Nalanda,
India, serta Kerajaan Cholamandala, India selatan. Hubungan dengan Kerajaan
Chola retak setelah Raja Rajendra Chola ingin menguasai Selat Malaka.
3. Berita
Arab
Banyak pedagang Arab yang melakukan kegiatan
perdagangan di Sriwijaya. Bahkan di pusat kerajaan Sriwijaya ditemukan
perkampungan orang Arab sebagai tempat tinggal sementara. Keberadaan Kerajaan
Sriwijaya juga diketahui dari sebutan orang-orang Arab, seperti Zabaq, Sabay,
atau Sribusa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar