Rabu, 04 Juli 2012

Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 M. Letaknya strategis karena dekat dengan selat Malaka, yaitu di Sungai Musi, Palembang. Luasnya mencakup Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Bangka, Laut Jawa bagian barat, Bangka, Jambi Hulu, Jawa Barat, Semenanjung Malaya, sampai Tanah Genting Kra. Pada zamannya, kerajaan ini sebagai kerajaan maritime terbesar, juga disebut sebagai kerajaan Nusantara yang pertama. Sumber-sumber sejarah kerajaan ini berasal dari:

a.       Dalam negeri
1.       Prasasti Kedukan Bukit
Dekat Palembang, berangka tahun 684 M. Disebutkan bahwa Raja Sriwijaya, Dapuntya Hyang, membawa tentara sebanyak 20.000 orang berhasil menundukkan Minangtamawan, yaitu daerah Binaga, Jambi, yang strategis untuk berdagang.
2.       Prasasti Talang Tuwo
Dekat Palembang, berangka tahun 684 M. Disebutkan tentang pembuatan Taman Srikesetra atas perintah Raja Dapunta Hyang.
3.       Prasasti Telaga Batu
Dekat Palembang. Disebutkan tentang kutukan raja terhadap siapa saja yang tidak taat.
4.       Prasasti Kota Kapur
Pulau Bangka, berangka tahun 686 M. Disebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya berusaha menaklukkan bumi Jawa yang tidak setia.
5.       Prasasti Karang Berahi
Jambi, berangka tahun 686 M. Disebutkan kekuasaannya di Jambi.
6.       Prasasti Ligor
Berangka tahun 775 M. Disebutkan tentang ibukota Ligor untuk mengawasi pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka.
7.       Prasasti Nalanda
Di dalamnya, Balaputra Dewa meminta kepada Raja Nalanda agar mengakui haknya atas Dinasti Syailendra. Menyebutkan Raja Balaputra Dewa sebagai raja terakhir Dinasti Syailendra yang terusir dari Jawa Tengah karena kalah melawan Kerajaan Mataram dari Dinasti Syailendra. Juga disebutkan bahwa Raja Dewa Paladewa berkenan membebaskan 5 desa dari pajak untuk membiayai para mahasiswa Sriwijaya yang belajar di Nalanda, India. Sebagai gantinya, ke-5 lima desa itu wajib membiayai para mahasiswa tersebut.

b.      Berita asing
1.       Berita Cina
Bahwa para pedagang Sriwijaya telah menjalin hubungan perdagangan dengan pedagang Cina, yang sering singgah untuk melanjutkan perjalanan ke Romawi maupun India.
2.       Berita India
Bahwa raja-raja Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan raja-raja Kerajaan Nalanda, India, serta Kerajaan Cholamandala, India selatan. Hubungan dengan Kerajaan Chola retak setelah Raja Rajendra Chola ingin menguasai Selat Malaka.
3.       Berita Arab
Banyak pedagang Arab yang melakukan kegiatan perdagangan di Sriwijaya. Bahkan di pusat kerajaan Sriwijaya ditemukan perkampungan orang Arab sebagai tempat tinggal sementara. Keberadaan Kerajaan Sriwijaya juga diketahui dari sebutan orang-orang Arab, seperti Zabaq, Sabay, atau Sribusa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar