
Pengarang : Sinta Yudisia Wisudanti
Penerbit : DAR! Mizan
Cetakan : I, Rajab 1424 H/September 2003
Tebal Buku : iv + 190 Halaman
Ukuran Buku : 115 mm x 165 mm
Dunia sastra bernuansa Islami di
Indonesia muncul kembali muncul di hadapan kita dengan terbitnya buku kumpulan
cerpen Islami berjudul Nyayian Surga
karya Sinta Yudisia Wisudanti. Di sela-sela kesibukannya sebagai ibu rumah
tangga, penulis ini masih tetap produktif menulis. Hal ini dapat dibuktikan
dengan sejumlah prestasi yang telah dicapainya, diantaranya: Juara II Lomba Menulis Cerpen Islami Annida
Tingkat Nasional 2011, Juara II Lomba Cerpen Islami FLP Award Tingkat Nasional
2002, Juara Harapan I (kategori SMU),
dan Juara Harapan II (kategori SD) pada Lomba
Penulisan Buku Cerita Tingkat Nasional Departemen Agama 2002. Kumpulan
cerpen Islami berjudul Nyanyian Surga
(DAR! Mizan 2003) ini adalah buku keduanya yang diterbitkan DAR! Mizan dibawah
Lini Sahabat Remaja Muslim, setelah sebelumnya kumpulan cerpen Islami berjudul Gadas Kebencian (DAR! Mizan 2003)
mendapat respon positif dari para pembaca.
Berbeda dengan buku-buku kumpulan
cerpen lainnya, di dalam buku ini Sinta Yudisia tidak hanya menyajikan
cerpen-cerpen bernuansa Islami, namun juga diambli dari kisah nyata yang
terjadi di negara-negara kawasan Timur Tengah, mulai dari sejarah kebudayannya
hingga perang berkepanjangan. Misalnya, pada cerpen yang berjudul “Syahbanu”. Cerpen ini menceritakan
tentang masuknya agama Islam di Persia pada pertengahan abad ke-8. Saat itu, kondisi
masyarakat dan tokoh masyarakat yang berada di kawasan Timur Tengah sedang
terjebak pada paham dan aliran kepercayaan yang telah dibawa oleh
nenek-moyangnya terdahulu, sehingga pemikiran-pemikiran mereka menjadi sangat
sempit dan tidak ada hubungan interaksi yang baik antar kerajaan karena
ketidaksepahaman pemikiran, bahkan terjadi perang antar kerajaan. Tidak
terkecuali Dinasti Sasaniah, sebuah kerajaan yang berada di Persia. Sampai pada
akhirnya datanglah ajaran Islam yang membawa kedamaian bagi seluruh umat
manusia, membuat mereka terbuka pintu hatinya dan bertambah luas wawasannya.
Termasuk Syahbanu, seorang perempuan penguasa Dinasti Sasaniah saat itu, yang
selama ini menyembah Ahuramazda.
Sedangkan
pada cerpen yang berjudul “Nyanyian Surga”,
menceritakan tentang seorang tentara Amerika bernama Nicholas Bradford yang
pada waktu itu sedang bertugas untuk melawan kekuatan militer Saddam Hussein di
Irak, bersama serdadu-serdadu Amerika lainnya. Pada awalnya, ia dan keluarganya
begitu bangga dengan cerita indah dan kepahlawanan ala Amerika. Terlebih lagi
saat Nick menjadi salah satu prajurit di dalam serdadu-serdadu Amerika yang
akan melawan kekuatan militer Saddam Hussein di Irak. Namun, setelah sampai di
Irak, Nick tercengang melihat kondisi negeri yang berada di hamparan gurun
pasir yang begitu panas itu begitu porak-poranda. Ia tidak tega melihat
wajah-wajah para wanita dan anak-anak di Irak yang pucat pasi menanggung rasa
sakit yang tak tertahankan, baik secara fisik maupun batin. Ia pun sudah tak
percaya lagi dengan semua omong kosong tentang perang, bahkan semangat
bertempur yang terus disuntikkan oleh kaptennya, Paul Thernton. Sampai pada
akhirnya hatinya terketuk oleh sebuah suara yang pada awalnya ia anggap sebagai
nyanyian Arab. Nyanyian itu kerap didengar olehnya dan teman-temannya tiap
malam yang diperkirakan berasal dari salah satu sudut kota di Irak. Ternyata,
suara yang ia anggap nyanyian itu berbunyi: Allahu
Akbar, Allahu Akbar; Asyhadu alla Ilaaha Illallah; Asyhadu anna
Muhammadarrasulullah.
Dari cerpen ini, Sinta Yudisia
merupakan salah satu dari sekian banyak penulis yang telah berhasil membawa
eksistensi dunia sastra bernuansa Islami di Indonesia. Karena seperti yang kita
ketahui bersama, dunia sastra sekarang dipenuhi dengan cerita-cerita yang
bernuansa cinta dengan lawan jenis. Apalagi jika cerita-cerita itu tersusun dengan
alur cerita yang tidak jelas dan nyaris tidak ditemukan amanat di dalamnya.
Berbeda dengan cerpen-cerpen karya Sinta Yudisia dengan alur cerita yang jelas
dan logis, mengandung amanat yang bernilai di dalamnya, serta mengandung
nilai-nilai religius yang tinggi. Namun, masih terdapat beberapa penyusunan
kata-kata yang kurang tepat. Teknik penceritaannya pun juga terlalu sederhana
seperti yang digunakan oleh pengarang cerita pada umumnya.
Meskipun
demikian, kumpulan cerpen Islami berjudul Nyanyian
Surga ini bukan berarti cerpen yang membosankan untuk dibaca. Teknik
penceritaannya cukup mudah untuk dipahami oleh para pembaca. Banyak kisah-kisah
penuh makna yang terkandung di dalamnya yang dapat kita ambil hikmahnya. Dengan
kata lain, sebetulnya cerpen ini mempunyai keunggulan tersendiri bila
dibandingkan dengan cerpen lainnya, yaitu terkandung nilai-nilai religius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar