Rabu, 04 Juli 2012

Nilai-nilai Religius dalam Cerita Pendek: Resensi Cerpen “Nyanyian Surga” karya Sinta Yudisia


Judul Buku      : Nyayian Surga
Pengarang       : Sinta Yudisia Wisudanti
Penerbit           : DAR! Mizan
Cetakan           : I, Rajab 1424 H/September 2003
Tebal Buku      : iv + 190 Halaman
Ukuran Buku  : 115 mm x 165 mm

            Dunia sastra bernuansa Islami di Indonesia muncul kembali muncul di hadapan kita dengan terbitnya buku kumpulan cerpen Islami berjudul Nyayian Surga karya Sinta Yudisia Wisudanti. Di sela-sela kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, penulis ini masih tetap produktif menulis. Hal ini dapat dibuktikan dengan sejumlah prestasi yang telah dicapainya, diantaranya: Juara II Lomba Menulis Cerpen Islami Annida Tingkat Nasional 2011, Juara II Lomba Cerpen Islami FLP Award Tingkat Nasional 2002, Juara Harapan I (kategori SMU), dan Juara Harapan II (kategori SD) pada Lomba Penulisan Buku Cerita Tingkat Nasional Departemen Agama 2002. Kumpulan cerpen Islami berjudul Nyanyian Surga (DAR! Mizan 2003) ini adalah buku keduanya yang diterbitkan DAR! Mizan dibawah Lini Sahabat Remaja Muslim, setelah sebelumnya kumpulan cerpen Islami berjudul Gadas Kebencian (DAR! Mizan 2003) mendapat respon positif dari para pembaca.
            Berbeda dengan buku-buku kumpulan cerpen lainnya, di dalam buku ini Sinta Yudisia tidak hanya menyajikan cerpen-cerpen bernuansa Islami, namun juga diambli dari kisah nyata yang terjadi di negara-negara kawasan Timur Tengah, mulai dari sejarah kebudayannya hingga perang berkepanjangan. Misalnya, pada cerpen yang berjudul “Syahbanu”. Cerpen ini menceritakan tentang masuknya agama Islam di Persia pada pertengahan abad ke-8. Saat itu, kondisi masyarakat dan tokoh masyarakat yang berada di kawasan Timur Tengah sedang terjebak pada paham dan aliran kepercayaan yang telah dibawa oleh nenek-moyangnya terdahulu, sehingga pemikiran-pemikiran mereka menjadi sangat sempit dan tidak ada hubungan interaksi yang baik antar kerajaan karena ketidaksepahaman pemikiran, bahkan terjadi perang antar kerajaan. Tidak terkecuali Dinasti Sasaniah, sebuah kerajaan yang berada di Persia. Sampai pada akhirnya datanglah ajaran Islam yang membawa kedamaian bagi seluruh umat manusia, membuat mereka terbuka pintu hatinya dan bertambah luas wawasannya. Termasuk Syahbanu, seorang perempuan penguasa Dinasti Sasaniah saat itu, yang selama ini menyembah Ahuramazda.
Sedangkan pada cerpen yang berjudul “Nyanyian Surga”, menceritakan tentang seorang tentara Amerika bernama Nicholas Bradford yang pada waktu itu sedang bertugas untuk melawan kekuatan militer Saddam Hussein di Irak, bersama serdadu-serdadu Amerika lainnya. Pada awalnya, ia dan keluarganya begitu bangga dengan cerita indah dan kepahlawanan ala Amerika. Terlebih lagi saat Nick menjadi salah satu prajurit di dalam serdadu-serdadu Amerika yang akan melawan kekuatan militer Saddam Hussein di Irak. Namun, setelah sampai di Irak, Nick tercengang melihat kondisi negeri yang berada di hamparan gurun pasir yang begitu panas itu begitu porak-poranda. Ia tidak tega melihat wajah-wajah para wanita dan anak-anak di Irak yang pucat pasi menanggung rasa sakit yang tak tertahankan, baik secara fisik maupun batin. Ia pun sudah tak percaya lagi dengan semua omong kosong tentang perang, bahkan semangat bertempur yang terus disuntikkan oleh kaptennya, Paul Thernton. Sampai pada akhirnya hatinya terketuk oleh sebuah suara yang pada awalnya ia anggap sebagai nyanyian Arab. Nyanyian itu kerap didengar olehnya dan teman-temannya tiap malam yang diperkirakan berasal dari salah satu sudut kota di Irak. Ternyata, suara yang ia anggap nyanyian itu berbunyi: Allahu Akbar, Allahu Akbar; Asyhadu alla Ilaaha Illallah; Asyhadu anna Muhammadarrasulullah.
            Dari cerpen ini, Sinta Yudisia merupakan salah satu dari sekian banyak penulis yang telah berhasil membawa eksistensi dunia sastra bernuansa Islami di Indonesia. Karena seperti yang kita ketahui bersama, dunia sastra sekarang dipenuhi dengan cerita-cerita yang bernuansa cinta dengan lawan jenis. Apalagi jika cerita-cerita itu tersusun dengan alur cerita yang tidak jelas dan nyaris tidak ditemukan amanat di dalamnya. Berbeda dengan cerpen-cerpen karya Sinta Yudisia dengan alur cerita yang jelas dan logis, mengandung amanat yang bernilai di dalamnya, serta mengandung nilai-nilai religius yang tinggi. Namun, masih terdapat beberapa penyusunan kata-kata yang kurang tepat. Teknik penceritaannya pun juga terlalu sederhana seperti yang digunakan oleh pengarang cerita pada umumnya.
            Meskipun demikian, kumpulan cerpen Islami berjudul Nyanyian Surga ini bukan berarti cerpen yang membosankan untuk dibaca. Teknik penceritaannya cukup mudah untuk dipahami oleh para pembaca. Banyak kisah-kisah penuh makna yang terkandung di dalamnya yang dapat kita ambil hikmahnya. Dengan kata lain, sebetulnya cerpen ini mempunyai keunggulan tersendiri bila dibandingkan dengan cerpen lainnya, yaitu terkandung nilai-nilai religius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar