Entah kenapa kali ini saya ingin menulis sesuatu yang beda dari post sebelumnya, ya ingin nulis santai aja. Tentang satu hal yang kalau diucapkan dan ditulis mudah, cuman sulit dilakukan.
Ya, sabar. Belajar sabar itu katanya nggak mudah, dan nyatanya begitu. Dapat ilmunya saking banyaknya, tapi ujiannya dadakan, kalau lagi diuji ya suka lupa jadi suka mudah marah. Ntar kalau marahnya sudah selesai dan baru sajar diuji kesabarannya, baru nyeselnya datang belakangan. Saya pun juga suka khilaf kalau pas lagi diuji kesabarannya, hanya saja kita mesti bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian yang ada, ya dengan bersabar itu tadi. Memang tidak mudah.
Ada kalanya kita merasa kita gak salah, nah ini mesti hati-hati, siapa tau kita memang yang salah. Namun jika yang salah memang pihak lain atau pihak lawan, kita tidak harus membalas dengan kesalahan, nah di situ kesabaran kita diuji oleh Tuhan. Atau, pada suatu waktu kita tau yang benar, cuman pada waktu itu pula bukan moment yang pas untuk cerita kepada yang lain seperti apa, kadang takut menyinggung orang lain, atau dikira bikin huru-hara kalau belum bisa membuktikan langsung, atau pada waktu itu gak guna kalau bilang yang bener seperti apa daripada dikira ngajak berantem.
Ini sering kejadian dan memang suka ngeselin, namanya diuji dadakan. Misal yang paling sederhana, kita lagi di jalan, sudah di jalur yang benar, ngebut ya kagak, lampu lalin diikutin. Eh ada pengendara lain yang ngawur nyelenong begitu aja, mana yang nyalip dari kiri tanpa aba-aba, atau lampu sein kanan tapi belok ke kiri jadi kita nge-rem dadakan, macem-macem lah. Tapi, kalau kita waktu itu juga ngomel-ngomel kalau kita yang bener, kita malah rugi sendiri, karena tidak akan menyelesaikan masalah, kan? Nah apalagi yang nyelenong itu mantan yang ditikung (eh) hha.
Kalau di Jawa ada istilahnnya tidak cuman benar, melainkan juga harus pener. Benar tidaklah cukup, melainkan kita juga harus bersikap di waktu dan di tempat yang tepat, sehingga setidaknya kita tidak memperparah keadaan, syukur bisa memperbaiki atau membenarkan suatu hal.
Inilah kehidupan, Tuhan pasti akan menguji kesabaran kita, buka tanpa makna. Sebenarnya Tuhan menguji kesabaran kita agar kita lebih kuat dan lebih baik dari waktu ke waktu, kalau kita bisa bersikap dengan bijak. Di sini Tuhan menguji seberapa bersih hati kita, seberapa kuat kita menjaga kebersihan hati kita, kan Tuhan melahirkan setiap manusia dengan hati yang bersih. Ibarat kertas yang awalnya putih polos, tergantung diri kita kertas ini mau kita apakan. Apakah kertas ini akan kita semakin indah bagi insan siapapun yang melihatnya, atau mengotorinya yang merugikan diri sendiri.
Jadi sabar itu pilihan, tapi nggak mungkin mengelak untuk belajar sabar yang diuji kapanpun di manapun. Kalau pilih sabar, ujian demi ujian pasti lebih berat, tapi kalau yakin, kita akan semakin kuat pula. Semoga saat kita dipanggil kembali oleh-Nya dalam keadaan yang kuat.
Ya Tuhan, kami bukanlah manusia yang sempurna, akan tetapi kami telah melakukan sejauh yang kami mampu, sesuai tuntunan Mu. Kami pasti banyak salah, akan tetapi, semoga Engkau mengampuni kami dan menerima keihklasan dan kesabaran kami dalam beribadah. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar