http://www.wwf.or.id/
Kawasan hutan Suaka Margasatwa Tanjung Peropa (SMTP)secara legal formal telah ditetapkan sebagai kawasan suaka margasatwa dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 393/Kpts-VII/ 1986 tanggal 23 Desember 1986. Kelompok hutan Tanjung Peropa ditunjuk sebagai suaka margasat wa karena merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis de ngan vegetasi hutan non Dipterocarpacea, hutan belukar, hutan pan tai dan hutan bakau yang merupakan habitat jenis tumbuhan dan sat wa liar yang dilindungi seperti anoa (Bubalus sp), rusa (Cervustimo rensis), monyet hitam Sulawesi (Macaca ochreata), kuskus (Phalanger sp). Selain itu sedikitnya teridentifikasi 34 jenis burung yang hidup di SM Tanjung Peropa.
Tapi tak hanya soal flora dan founa, suaka margasatwa Tanjung Peropa juga memiliki fungsi pokok dalam menjaga mutu kehidupan manusia yakni sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan serta menjadi wilayah pengawetan keanekaragaman.
Dalam fungsinya sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan, kawasan ini memiliki fungsi sebagai pengatur tata air (fungsi hidrologis) bagi wilayah Tanjung Peropa dan sekitarnya. Mata air dari kawasan itu mengalirkan air ke sungai (mulai dari Ulusena, Maretumbo, Rodaroda, Lambangi, Langgapulu serta sungai Laonti) dan dimanfaatkan oleh sekitar 13 desa di wilayah tersebut.
http://www.indonesia.go.id/
Pulau Habitat Burung seluas 30 Ha ini letaknya sekitar 3 mil laut sebelah timur laut Pelabuhan Karangantu. Dapat ditempuh dengan perahu motor dari Karangantu, atau jaan kakai, naik sepeda motor melalui Desa Sawah Luhur Kecamatan Kasemen. Pulau ini unik karena setiap bulan April sanpai dengan Agustus banyak didatangi ribuan bahkan pernah tecatat tidak kurang dari 40.000 ekor burung penerbang jarak jauh dari Asia, Australia dan Afrika.
http://www.dephut.go.id/
SM Danau Sentarum ditetapkan sebagai kawasan Suaka Margasatwa berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 757/Kpts-II/Um/1982 tanggal 12 Oktober 1982 dengan luas 73.906,25 Ha.SM Danau Sentarum secara geografis terletak antara 045'-0102 Lintang Utara dan 11157'-11220 Bujur Timur. Secara administratif pemerintahan kawasan ini termasuk Kecamatan Semitau, Kecamatan Embau, Kecamatan Batang Lupar, Kecamatan Badau, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Dati II Kapuas Hulu, Propinsi Kalimantan Barat. Sedangkan secara administrasi kehutanan termasuk KPH Kapuas Hulu.
Potensi sumber daya alam
Topografi
Keadaan topografi SM Danau Sentarum pada umumnya dataran rendah dengan cekungan yang terendam air. Ketinggian berkisar 50-100 m dpl.
Iklim
Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson SM Danau Sentarum termasuk ke dalam klasifikasi type A dengan curah hujan berkisar antara 4.000 mm sampai 4.727 mm/tahun. Kondisi suhu berkisar antara 22,90-31,05C.
Flora
Secara umum, di kawasan SM Danau Sentarum terdapat beberapa type hutan rawa, antara lain : hutan rawa kerdil, hutan rawa terhalang, hutan rawa Kawi - Kamsia, hutan rawa tegakan, hutan rawa Ramin - Mentangur - Kunyit, selain hutan rawa terdapat pula hutan tepian yang didominasi jenis rengas Gluta rengas, hutan perbuktian yang didominasi oleh jenis Dipterocarpacea, dan hutan kerakas.
d. Fauna
SM Danau Sentarum memiliki berbagai jenis satwa liar yang sangat beranekaragam, dan diantaranya adalah: Pongo pygmaeus (Pongo Pygmaeus), Siamang/ungka (Hylobates muelleri), Kera ekor panjang (Macaca fascicularis), Bekantan (Nasalis larvatus), Babi hutan (Sus Barbatus), Beruang madu (Helarctos malayanus), Bajing (Callosciurus notatus), Layang-layang (Hirundapus giganteus), dan berbagai jenis ikan seperti : Arowana (Sclerophages formosus), Linut (Sundasalanx cf. Microps), Seluang (Rasbora spp.), Belida (Notopterus borneensis), Baung (Mystus nemuzus), Tebirin (Belodontichthys dinema), dan lain sebagainya.
http://www.dephut.go.id/
Cagar Alam Raya Pasi/Obyek Wisata Alam Gunung Poteng ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 326/Kpts-Um/5/1978 tanggal 20 Mei 1978 dengan luas 3.742 Ha.
Cagar Alam Raya Pasi/Obyek Wisata Alam Gn Poteng secara geografis terletak di antara 049'-051' Lintang Utara dan 10859'-10991' Bujur Timur. Secara administratif termasuk Kecamatan Tujuh Belas dan sebagian kecil dalam wilayah Kecamatan Samalantan, Kabupaten Dati II Sambas, Propinsi Kalimantan Barat.
Potensi sumber daya alam
Topografi
Keadaan topografi kawasan Cagar Alam Raya Pasi/Obyek Wisata Alam Gunung Poteng pada umumnya bergelombang, sedang sampai berat dan bergunung dengan kemiringan 15-65.
Ketinggiannya berkisar antara 150-920 m dpl. Puncak tertinggi adalah Gunung Raya (920 m dpl).
Iklim
Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson Cagar Alam Raya Pasi/Obyek Wisata Alam Gn. Poteng termasuk ke dalam klasifikasi type A dengan curah hujan rata-rata pertahun 263 mm dengan kelembaban 55%.
Flora
Potensi flora di dalam kawasan adalah famili Dipterocarpaceae, Ebenaceae, Lauramceae dengan jenis-jenis Empaning (Qurros bennetti), Meranti, Babab, Marabatu dan Mertana, Kayu alam (Eugenia sp.), Aren (Arenga pinnata). Di dalam kawasan cagar alam terdapat beberapa jenis anggrek alam dan bunga raflesia tuan madae dan raflesia padma yang dilindungi.
Fauna
Jenis-jenis fauna yang hidup di dalam kawasan adalah jenis-jenis yang dilindungi di antaranya adalah Ayam hutan, Burung madu, Burung ancuit, Rangkong, Tangkaraba, Tiung, Babi hutan, Bajing merah, Bajing terbang, Binturong, Kera ekor panjang, Kukang, Landak, Pelanduk, Trenggiling, Ular hijau, Ikan gonggong, Biawak, Lutung, Macan dahan ,dan Rusa.
http://wisatamelayu.com/
Pulau Kaget merupakan salah satu obyek wisata yang berada di kawasan hutan di Kabupaten Barito Kuala. Pulau ini adalah sebuah delta yang terletak di dekat muara sungai Barito. Pulau ini merupakan habitat bagi monyet besar berhidung panjang atau disebut dengan kera belanda/bekantan (Nasalis Larvatus).
http://inioke.com/
Indonesia terkenal dengan alamnya yang indah, begitu juga dengan flora dan faunanya. Dengan 30 taman nasional dan ratusan cagar alam yang telah ada, banyak flora dan fauna asli berkesempatan baik hidup terus jika peraturan pemerintah dan pengelolaan daerah ditaati. Indonesia mempunyai data yang bagus dalam mengembangkan daerah yang dilindungi yang meliputi semua jenis habitat terbesar.
Berikut beberapa daerah taman nasional dan cagar alam terkenal:
Taman Nasional Gunung Leuser (Sumatera)
Gunung Leuser berada pada ketinggian 3.404 m di permukaan laut dengan luas 9.500 km2. Taman ini menjadi salah satu taman terpenting di Asia Tenggara karena ukuran dan keragaman habitatnya yang besar. Bahkan penggerebekan singkat ke taman ini membuka kekaguman atas keragaman hutan hujan tropika.
Taman Nasional Kerinci Seblat (Sumatera)
Taman Nasional ini menawarkan kesempatan bagus untuk melihat tumbuhan hutan pegunungan dan daerah sub-alpin, dataran tinggi yang tinggi, rawa air tawar tertinggi di Sumatera, dan puncak gunung mencapai 3.800 m. Taman Nasional terbesar di Indonesia, meliputi daerah hampir 15.000 km2 di selatan Danau Toba, melindungi flora dan fauna khas Sumatera. Di antara 26 jenis Rhododendron yang ditemukan di Sumatera juga ada di sini, termasuk Rafflesia dan Amorphophallus.
Taman Nasional Way Kambas (Sumatera)
Meskipun banyak vegetasi alamnya yang telah rusak karena kegiatan manusia, taman ini masih mengandung satu dari beberapa daerah hutan dipterocarp dataran rendah Sumatera. Daerah taman nasional ini didominasi oleh rawa.
Taman Nasional Tanjung Puting (Kalimantan)
Dengan ketinggiannya yang hanya 11 m, taman nasional ini terletak di tanah aluvial dekat pantai. Pohon berukuran rendah sampai sedang khas hutan kerangas tropika membentuk tipe vegetasi yang banyak ditumbuhi palem, pandanus, tumbuhan epifit, dan tumbuhan pemakan serangga. Tiga sungai berair hitam mendukung hutan rawa air tawar sepanjang sisinya, sementara itu pohon berakar udara dan berpori di beberapa tempat menunjukkan kurangnya oksigen tanah anaerob hutan rawa gambut.
Taman Nasional Ujung Kulon (Jawa)
Dikenal sebagai rumah himpunan badak Jawa yang masih ada, keindahan flora Ujung Kulon menarik karena penutupan kembali oleh ledakan Krakatau yang mengirim gelombang laut yang menghancurkan semenanjung. Hutan dataran rendah ditumbuhi banyak rotan dan palem lain, dan terdapat hutan pinggir pantai dan bakau sangat indah. Yang membuatnya semakin menarik adalah empat pulau kelompok Krakatau: tiga pulau merupakan sisa gunung api asli, sementara keempat anak Krakatau muncul 45 tahun setelah meletus dan menyediakan laboratorium alam yang menarik kepada ahli botani untuk mempelajari pola perpindahan pulau baru itu.
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (Jawa)
Mudahnya jalan masuk melalui Kebun Raya Cibodas membuat flora Gunung Gede-Pangrango paling bagus di pelajari. Mencapai ketinggian 3.029 m, lereng gunung ditutupi oleh hutan pegunungan rendah, hutan pegunungan, dan lumut sub alpin, dengan tegakan bunga abadi edelweis Jawa yang berbeda di dekat puncaknya.
Taman Nasional Baluran (Jawa)
Terletak di bagian timur Pulau Jawa yang kering, Baluran menawarkan sederet habitat menarik di daerah yang relatif kecil. Sabana dengan pohon berkayu jarang, khas Jawa-walaupun mungkin terjadi karena api. Jenis baru, seperti Acacia dan Lantana, menimbulkan masalah, tetapi hutan pantai, bakau, dan hutan musim lereng perbukitan merupakan contoh vegetasi asli.
Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi)
Tipe vegetasi utamanya adalah hutan pegunungan dengan taman nasional di ketinggian 1.000 m. Sulawesi merupakan batas terbarat Eucalyptus deglupta. Pohon ini mudah dikenal karena tingginya, batang lurus, dan kulit penuh warna yang selalu terkelupas sehingga bebas epifit.
Taman Nasional Morowali (Sulawesi)
Terletak di dataran aluvial luas (yang sebagian besar di Indonesia telah diubah menjadi pertanian) dan tanah ultrabasik menghasilkan vegetasi perdu rendah. Tipe habitat lain yang menarik adalah dataran banjir yang ditumbuhi Casuarina. Banyaknya tumbuhan pemakan serangga di sini menunjukkan rendahnya hara tanah.
Cagar Alam Tangkoko Batuangus (Sulawesi)
Sulawesi Utara terletak di sepanjang titik dua cekungan tektonik dengan beberapa gunung berapi aktif, ermasuk gunung api di Cagar Alam Tangkoko. Tanah sangat subur, diperkaya kerapatan beringin dan pohon buah lainnya, mendukung perkembangan burung dan mamalia. Ketinggian tempatnya sampai 1.351 m di atas permukaan laut, meliputi habitat dataran rendah, hutan pegunungan rendah, dan hutan lumut.
Taman Wisata Alam Ruteng (Sunda Kecil)
Taman ini melindungi beberapa contoh terbaik hutan pegunungan lembab Kepulauan Sunda Kecil, termasuk Gunung Ranaka yang berketinggian 2.140 m, puncak tertinggi di Flores. Di bawah puncaknya terdapat vegetasi alpin.
Taman Nasional Komodo (Sunda Kecil)
Terkenal dengan komodonya, jarak komodo dari pusat persebaran jenis utama tertutup rumput oleh rendahnya curah hujan sehingga miskin flora dan fauna. Keterjalan bukit secara umum tertutup rumput dengan pohon tal dan Zizyphus yang berpencar, dengan tegakan pohon padat di sepanjang alur air dan epifit seperti anggrek yang tumbuh dalam keadaan memungkinkan.
Cagar Alam Lorentz (Irian Jaya)
Terbesar di Indonesia dengan 21.500 km2, Cagar Alam Lorentz mengandung semua tipe habitat besar yang terdapat di Irian Jaya, meliputi bakau, hutan rawa, hutan pegunungan, serta vegetasi sub-alpin dan alpin. cagar alam ini mempunyai gunung tertinggi di Indonesia, Gunung Jaya (5.039 m), dan salju abadi khatulistiwa.
Cagar Alam Wasur (Irian Jaya)
Wasur merupakan padang rumput sangat luas dengan rawa ilalang dan hutan musim campuran. Pohon paling khas adalah pohon kayuputih (Melaleuca leucodendron), berkulit tebal, terkelupas ringan dan mudah tumbuh kembali untuk mencegah kerusakan oleh api. Taman ini sangat datar dan dataran rendah.
http://www.trenggalekjelita.web.id/
Suaka Margasatwa adalah sebuah kawasan alam terbuka yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa. Di kawasan ini peluang hidup bagi margasatwa lebih baik serta memungkinkan kelangsungan hidup habitatnya bisa dilestarikan. Keberadaan Suaka Margasatwa Indonesia dilindungi oleh Undang-undang. Sampai sekarang sudah ada 73 lokasi yang ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa dengan total luas 5.422.922,79 hektar.
Selain Suaka Margasatwa, di Indonesia dikenal juga Cagar Alam sebagai sesama kawasan suaka alam. Indonesia juga memiliki kawasan pelestarian alam yang meliputi Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam.
Pulau Sumatera menjadi pulau yang paling banyak memiliki Suaka Margasatwa dengan jumlah 23 lokasi Suaka Margasatwa. Mungkin lantaran itu pula Hutan Hujan Tropis Sumatera ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu Situs Warisan Dunia.
Berikut adalah daftar Suaka Margasatwa di Sumatera:
BALAI RAJA; Bengkalis, Riau. 18.000,00 ha, SK Menteri Kehutanan RI Nomor: 173/Kpts-II/1986, 6 Juni 1986.
BARUMUN; Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. 40.330,00 ha, SK Menteri Kehutanan RI Nomor: 70/Kpts-II/1989, 2 Juni 1989.
Bukit BATU; Bengkalis, Riau. 21.500,00 ha, SK Menteri Kehutanan RI Nomor: 482/Kpts-II/1999, 29 Juni 1999.
Tasik BELAT; Bengkalis, Riau. 2.529,00 ha, SK Menteri Kehutanan RI Nomor: 480/Kpts-II/1999, 29 Juni 1999.
BENTAYAN; Banyuasin, Sumatera Selatan. 19.300,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 276/Kpts/Um/4/81, 6 April 1981.
Danau Pulau BESAR–BAWAH; Bengkalis, Riau. 28.237.95,00 ha, Keputusan Men-hutbun Nomor: 668/Kpts-II/1999, 26 Agustus 1999.
Tasik BESAR–METAS; Indragiri Hilir, Riau. 3.200,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 173/Kpts-II/1986, 6 Juni 1986.
DANGKU; Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. 70.274,00 ha, SK Menteri Kehutanan RI Nomor: 755/Kpts-II/1990, 17 Februari 1990. Tambahan kawasan seluas 31.752,00 ha sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 76/Kpts-II/2001, 15 Maret 2001 – jadi luas total 102.326,00 ha.
Pusat Pelatihan GAJAH; Bengkalis, Riau. Luas Suaka Margasatwa ini 5.000,00 ha, Keputusan Gubernur Riau Nomor: 387/VI1992, 26 Juni 1992.
GIAM SIAK KECIL; Bengkalis, Riau. 50.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 173/ Kpts-II/1986, 6 Juni 1986.
GUMAI PASEMAH; Lahat, Sumatera Selatan. 45.883,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 408/Kpts/Um/6/76, 30 Juni 1976.
ISAU-ISAU PASEMAH; Lahat, Sumatera Selatan. 12.144,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 69/Kpts/Um/2/78, 7 Februari 1978.
KARANGGADING-LANGKAT TIMUR LAUT ; Langkat, Deli Serdang, Sumatera Utara. 15.765,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 811/Kpts/Um/11/80, 5 November 1980.
KERUMUTAN; Kampar, Indragiri Hulu, Riau. 120.000,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 350/Kpts/Um/6/79, 14 Maret 1979.
Tasik Tanjung PADANG; Bengkalis, Riau. 4.925,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 349/Kpts-II/1999, 26 Mei 1999.
PAGAI SELATAN; Pesisir Selatan (Kepulauan Mentawai), Sumatera Barat. 4.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor: 422/Kpts-II/1999, 15 Juni 1999.
Gunung RAYA; Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. 39.500,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 55/Kpts/Um/2/78, 7 Februari 1978.
Bukit RIMBANG-BALING; Kampar, Riau. Suaka Margasatwa ini mempunyai luas 136.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 173/Kpts-II/1986, 6 Juni 1986.
Tasik SERKAP-SARANG BURUNG; Indragiri Hilir, Pelalawan, Riau. 6.900,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 173/Kpts-II/1986, 6 Juni 1986.
Rawa SINGKIL; Aceh Selatan, NAD. 102.500,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 166/Kpts-II/1998, 26 Februari 1998.
SIRANGGAS; Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. 5.657,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 70/Kpts-II/1989, 2 Juni 1989.
Padang SUGIHAN; Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. 75.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 004/Kpts-II/1983, 19 April 1983.
Dolok SURUNGAN; Tapanuli Utara, Sumatera Utara. 23.800,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 43/Kpts/Um/2/74, 2 Februari 1974.
http://alamendah.wordpress.com/
Daftar Suaka Margasatwa di Indonesia 2 (Kalimantan, Jawa, dan Nusa Tenggara) ini merupakan bagian dari Daftar suaka margasatwa di Indonesia yang saya tulis dalam tiga post yakni Suaka Margasatwa di Sumatera; SM di Jawa, Kalimantan dan Nusa Tenggara; SM di Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Suaka Margasatwa merupakan salah satu kawasan suaka alam selain Cagar Alam. Kawasan suaka margasatwa mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman hayati atau keunikan jenis satwa yang demi kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
Jumlah Suaka Margasatwa yang dimiliki Indonesia ada sejumlah 73 lokasi dengan total luas 5.422.922,79 ha. 9 lokasi terdapat di pulau Jawa, 5 di Kalimantan dan 5 Suaka Margasatwa lainnya terdapat di Nusa Tenggara.Berikut adalah daftar Suaka Margasatwa di Jawa, Kalimantan, dan Nusa Tenggara.
Suaka Marga Satwa di Jawa:
Muara ANGKE; Jakarta Utara, DKI Jakarta. 25,02 ha, SK Menteri Kehutanan RI Nomor: 097/Kpts-II/1988, 29 Februari 1988.
BAWEAN; Surabaya, Jawa Timur. 3.831,60 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 762/Kpts/Um/5/79, 12 Mei 1979.
CIKEPUH; Sukabumi, Jawa Barat. 8.127,50 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 532/Kpts/Um/10/73, 20 Oktober 1973.
PALIYAN; Gunung Kidul, DI Yogyakarta. 615,60 ha, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor: 171/Kpts-II/2000, 20 Desember 2000.
Pulau RAMBUT; Jakarta Utara, DKI Jakarta. 90,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor: 275/Kpts-II/1999, 7 Mei 1999.
Gunung SAWAL; Ciamis, Jawa Barat. 5.400,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 420/Kpts/Um/6/79, 4 Juni 1979.
SENDANGKERTA; Tasikmalaya, Jawa Barat. 90,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI.Nomor: 6964/Kpts-II/2002, 17 Januari 2002.
Gunung TUNGGANGAN; Sragen, Jawa Tengah. 103,90 ha, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor: 435/Kpts-II/1999, 15 Juni 1999.
Dataran Tinggi YANG; Jember, Probolinggo, JAWA TIMUR. 14.145,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor: 417/Kpts-II/1999, 15 Juni 1999.
Suaka Margasatwa di Kalimantan:
Pulau KAGET; Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor:337/Kpts-II/1999, 27 September 1999.
LAMANDAU; Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. 76.110,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 162/Kpts-II/1998, 26 Februari 1998.
Kuala LUPAK-NUSA GEDE PANJALU; Barito Kuala, Kalimantan Selatan. 3.375,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor: 453/Kpts-II/1999, 17 Juni 1999.
PLEIHARI-TANAH LAUT; Tanah Laut, Kalimantan Selatan. 6.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 695/Kpts-II/1991, 10 November 1991.
Pulau SEMAMA; Berau, Kalimantan Timur. 220,00 ha, Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: 604/Kpts/Um/8/82, 19 Agusutus 1982.
Suaka Margasatwa di Nusa Tenggara:
ALE ASISIO; Timor Tengah Selatan, NTT, 5.918,00 ha, SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor: 423/Kpts-II/1999, 15 Juni 1999.
HARLU; Kupang, Nusa Tenggara Timur. 2.000,00 ha, Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 84/Kpts-II/1993,16 Februari 1993.
KATERI; Belu, NTT. 4.560,00 ha, SK Menteri Pertanian RI Nomor: 394/Kpts/Um/5/81, 5 Juli 1981.
TAMBORAN SELATAN; Dompu, Nusa Tenggar Barat. 21.674,68 ha, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor: 418/Kpts-II/1999,15 Juni 1999.
Danau TUADALE; Kupang, NTT. 500,00 ha, SK Menteri Kehutanan RI Nomor: 195/Kpts-II/1993 27 Februari 1993.
Selain Suaka Margasatwa dan Cagar Alam sebagai kawasan suaka alam, di Indonesia juga memiliki kawasan pelestarian alam yang meliputi Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar